Sabtu, 30 Mei 2009

Sejarah Cerita Pendopo-KU....


Pasar Malem Di Pendopo

Standard Oil of New Jersey memulai aktivitasnya di Indonesia tanggal 24 April 1912 melalui The American Petroleum Company di negeri Belanda dengan membentuk Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij (NKPM) untuk usahanya di Indonesia. Guna mengurusi dibidang pemasaran dibentuk NV. Koloniale Petroleum Verkoop Mij (KPVM). Pada tahun 1947 NKPM berubah nama menjadi Standard Vacuum Petroleum Maatschappij (SVPM), sedangkan KPVM menjadi NV. Standard Vacuum Sales Company (SVSC). Tahun 1959 SVSC dirubah menjadi Stanvac Indonesia berkantor pusat di Jakarta dan 1961 SVPM dilebur menjadi PT. Stanvac lndonesia (PTSI).

Perusahaan Amerika ini mulai operasinya di Sumatera Selatan pada tahun 1916 menemukan sumur minyak dari lapisan dangkal Palembang di Talang Akar. Kemudian 1921 di Talang Akar pada lapisan yang lebih dalam dengan menghasilkan minyak 800 barel/hari.

Masa kejayaan perusahaan ini yaitu pada tahun 1922 menemukan ladang minyak di Talang Akar pada kedalaman 2000 kaki dengan sumur-sumur minyak menghasilkan 10.000 sampai 20.000 barel/hari. Mula masa kejayaannya itu berkat pengeboran sumur Talang Akar-6 yang secara tidak sengaja menghasilkan minyak cukup besar. Ketidak sengajaannya itu dikarenakan perintah penghentian pemboran dari kantor pusat tidak ada, karena waktu itu sedang liburan Natal. Sementara pengebor yang dibayar berdasarkan kedalaman terus melakukan pemboran sampai mencapai lapisan Talang Akar, ternyata mengandung minyak cukup besar, sehingga sumur Talang Akar-6 dianggap Discovery Well (sumur penemuan).

Berdasarkan data-data dari sumur Talang Akar-6 dan pengeboran-pengeboran lainnya didaerah ini yang ternyata cadangan minyaknya cukup besar, maka perusahaan memutuskan untuk membangun sebuah kilang di Sungai Gerong dan pemasangan pipa 6 inci sepanjang 130 kilo meter dari Talang Akar ke Sungai Gerong, padatahun 1926 dapat diselesaikan. Pengembangan selanjutnya Stanvac menernukan ladang-ladang minyak diantaranya: Pendopo 1927, Jirak 1930, Benakat 1933, Raja & Betun 1936, Karan, Deras, Tanim, Abab, Kruh, Kaya 1950.

Pada tanggal 25 September 1963 dilakukan suatu persetujuan dengan Pemerintah Indonesia. diwakili oleh PN. PERMINA bahwa PTSI ditunjuk sebagai salah satu kontraktor dalam bidang usaha produksi minyak. Dalam persetujuan ini daerah Kampar ditambahkan sebagai daerah konsesi baru di Sumatera Tengah. Tahun 1966 pimpinan PTSI di Sumatera Selatan dan Sumatera Tengah sepenuhnya dipegang oleh putera Indonesia. Tanggal 23 Nopember 1969 dicapai persetujuan antara pemerintah Indonesia diwakili oleh PN. PERTAMINA merubah bidang usaha PTSI. Perubahan itu yang tadinya PTSI merupakan perusahaan dibidang eksplorasi, produksi dan penyulingan menjadi perusahaaan dibidang eksplorasi dan produksi saja. Untuk memenuhi penyediaan kebutuhan gas ke pabrik Pupuk Sriwijaya (PUSRI 11) sebesar 26,3 mmcfd maka pada tahun 1972 dilakukan penandatangan kontrak dengan PERTAMINA selama 10 tahun. Pada tahun 1976 dilakukan lagi penandatangan kontrak dengan PERTAMINA dalam hal penyediaan 45 mmcfd gas untuk kebutuhan PUSRI III & IV.

Perkembangan dalam perluasan eksplorasi tahun 1980 dilakukan di daerah Bungur Kabupaten Musi Rawas dan Sukaraja Kabupaten Muara Enim. Selanjutnya pada tahun 1981 usaha meningkatkan produksi terus dilakukan dengan melakukan pengeboran di daerah Bagi Hasil yaitu Tabuan, Marga Rimba Asam Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Musi Banyuasin.

Lembaran baru sejarah pengelolaan Migas Lapangan Pendopo dimana selama lebih dari setengah abad dikelola oleh pihak asing, maka berdasarkan pasal 3 kontrak karya dan undang-undang no. 14 tahun 1963, pada tanggal 28 Nopember 1983 pengoperasian dan pengelolaan lapangan minyak "Old Area" Pendopo diserah terimakan kepada PERTAMINA. Dalam pengelolaanya dipimpin oleh Kepala Lapangan Pendopo (KLD) berkantor di Pendopo merupakan bagian dari PERTAMINA UEP II Sumbagsel berkantor di Plaju.

Perkembangan berikutnya pengusahaan dibidang Migas Lapangan Pendopo, pada tanggal 16 September 1993 beberapa struktur pengelolaannya diserahkan kepada PT. Ustraindo dalam bentuk Technical Asistance Contrac (TAc) Struktur yang dikelola oleh PT. Ustraindo diantaranya; Jirak, Betun, Sukaraja dan TalangAkar.(Sumber : www.pertamina-dohsbs.com) Belum dimasukan di : www.wikipedia.org

http://www.pendopo92.com/

Jangan lupo untuk dilihat....

kalau kalian ingin tahu dengan pendopo, yang sangat kaya dengan minyak...

Rahmad Darmawan Belum Puas Kemenangan SFC


Pelatih Sriwijaya FC (SFC), Rahmad Darmawan merasa belum puas dengan performa skuadnya, kendati Charis Yulianto dkk berhasil mengkandaskan Persibo Bojonegoro 5-0, pada pertandingan di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Kamis (28/5).

"Saya melihat anak-anak mengendurkan serangan setelah memimpin di babak pertama dan di pertengahan babak kedua. Ini tidak boleh terjadi dalam sebuah pertandingan, mereka harus tetap menjaga tempo permainan hingga akhir pertandingan," ujar Rahmad, di Palembang, Jumat.

Mantan pelatih Persija dan Persipura ini menilai, hasil yang didapatkan itu belum cukup memuaskan, mengingat tim yang dihadapi adalah tim yang berada di peringkat enam klasemen sementara divisi utama.

"Pemain seharusnya tidak boleh menurunkan semangat kendati telah unggul dalam jumlah gol. Jika berhadapan dengan lawan yang memiliki kualitas bagus, celah seperti ini pasti akan dimanfaatkan oleh lawan," kata pelatih yang membawa Persipura juara Liga tahun 2005 lalu.

Ia mengaku, mengarahkan timnya agar bermain menyerang dan memberikan tekanan kepada beberapa pemain "Laskar Angling Dharma", julukan Persibo, yang memiliki kecepatan, seperti Samsul Arif (penyerang), Varney Pas Boakay (bek), dan Abel Cielo(gelandang).

"Sejak awal saya mewanti-wanti pemain untuk mengantisipasi pemain Persibo yang memiliki kecepatan, dengan maksud agar mereka tidak dapat mengembangkan permainan karena tidak diberikan ruang. Strategi ini cukup berhasil," ujar Rahmad.

Rahmad menegaskan, hasil pertandingan ini, diharapkan tidak akan membuat SFC FC lengah dan melepas begitu saja laga leg kedua ketika tandang ke markas Persibo.

"Perjuangan belum berakhir, apapun bisa terjadi. Kami berkaca atas kekalahan Pelita Jaya beberapa waktu lalu, yang akhirnya kalah walaupun unggul selisih empat gol di leg pertama," kata pelatih asal Metro, Lampung ini pula.

Road to Abbey